Purwarupa Robot Tank buatan mahasiswa Indonesia yang dikhususkan untuk TNI Angkatan Darat merupakan bentuk kreatifitas anak bangsa untuk ikut memajukan sistem pertahanan di Indonesia. Bisa dikatakan bahwa peran mahasiswa tidak bisa dikesampingkan dalam menyumbang kreatifitas dan inovasi yang dapat turut menyumbang sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Apalagi setelah kemarin kita membahas tentang Pria Lulusan SD Yang Sukses Dengan Usaha Merakit TV, rupanya bangsa Indonesia memiliki masyarakat yang kreatif dan inovatif khususnya di bidang teknologi. Berikut ini kita akan membahas tentang Robot Tank yang dirancang dan dibuat oleh tangan kreatif anak bangsa.
Adalah mahasiswa yang berasal dari Institut Teknologi 10 November atau sering disingkat ITS. Bernama lengkap Bachtiar Dumais Laksana (23) bersama dua orang rekannya yaitu Adhitya Whisnu Pratama dan Muhammad Iqbal merupakan mahasiswa yang membangun dan merancang Robot Tank tersebut. Rupanya mereka tidak tinggal diam melihat perkembangan teknologi Indonesia yang begitu tertinggal khususnya dalam segi teknologi pertahanan dan keamanan. Oleh karena itu mereka bertiga yang bermaksud ingin memajukan teknologi pertahanan dan keamanan nasional membuat sebuah Robot Mini Tank tanpa awak. Tidak hanya itu, berawal juga dari hobinya tentang dunia kemiliteran dan asal SMK jurusan Elektronika akhirnya mereka mencoba untuk mewujudkan impiannya membuat Robot Tank. Robot Tank tersebut dikendalikan menggunakan remote kontrol sehingga memungkinkan dapat dioperasikan dari kejauhan dalam medan tempur yang sangat berbahaya, untuk desain model Robot Tank buatannya mereka mengambil dari desain model robot yang digunakan militer Jepang. Robot Tank yang diberi nama War-VI itupun berhasil mereka rancang, rakit, dan produksi sendiri oleh ketiga mahasiswa asal ITS tersebut. Produk kendaraan taktis tersebut masih belum diproduksi secara masal dan masih berupa purwarupa.
Demi memperlancar segala aktifitas pembuatan Robot Tank tersebut, mereka pun mendirikan sendiri perusahaan yang diberi nama BDL-Tech. Perlu diketahui juga bahwa Robot Tank buatannya tersebut ternyata sudah dilirik oleh Kodam-kodam VI/Mulawarman di Balikpapan, serta Batalion kawaleri 8 Divisi Infantri 2 Kostrad di Bandung.
"Saya sendiri direkturnya, bertiga, pengerjaan sudah memakan waktu setahun lebih, kira-kira 13 bulan. Lengkap dengan desain, mekanik, rancangan kendali elektronis. Kami memang kebetulan dari awal mau menyusun perusahaan yang bergerak di bidang Hankam dan Pendidikan.". Ucap Bachtiar saat diwawancarai oleh wartawan dari salah satu media internet yaitu merdeka.com pada Senin, 1 Januari 2016. Dalam percakapan selanjutnya dengan wartawan tersebut, Bachtiar melanjutkan penjelasannya mengenai usahanya mencoba untuk membangun idenya tersebut. Dia rela mengunjungi Batalion Kavaleri sampai ke Kodam, dan dari Kodam Mulawarman dan Batalion Kavaleri 8 pun memberikan tanggapan positif atas ide yang disampaikannya tersebut. Sesuai dengan konsep awalnya yang diharapkan Robot Tanknya tersebut dapat berfungsi sebagai Back Up. Pada pengaplikasiannya di lapangan Robot Tank ini diposisikan sebagai Sweeper atau Penyapu, jadi setelah Infantri masuk maka Robot Tank ini akan mem-Back Up.
Awal perancangan idenya membuat Robot Tank tersebut pun tidak langsung mendapatkan bantuan dana dari pihak lain. Semua peralatan dan komponen purwarupanya menggunakan modal pribadinya yang berasal dari orang tua termasuk biaya pendirian CV. Karena faktor dana yang masih menggunakan uang pribadi maka otomatis mereka masih terkendala dalam menggunakan komponen-komponen yang lebih memadai, pasalnya komponen-komponen yang mereka gunakan di Impor dari Negara ina dengan harga belasan juta rupiah dan belum termasuk bea impornya. Namun berkat kegigihannya dalam mewujudkan idenya tersebut kini telah ada beberapa pihak bersedia mensponsori produknya tersebut.
Selain niatannya ingin mengembangkan kemajuan teknologi di Indonesia, ternyata hasil produk Robot Tank itu pun di jadikan bekal untuk menyelesaikan skripsi sebagai syarat kelulusan di bangku perkuliahan. Ibarat pepatah mengatakan "sambil menyelam minum air".
Jika dilihat dari cerita di atas tentunya bisa dijadikan contoh untuk turut membangun bangsa Indonesia ini khususnya dalam bidang teknologi yang sangat tertinggal dengan negara-negara yang lain. Indonesia sendiri dikenal sebagai pengguna perangkat teknologi terbanyak. Sudah saatnya Indonesia membuat sendiri teknologi yang dibutuhkan.
Adalah mahasiswa yang berasal dari Institut Teknologi 10 November atau sering disingkat ITS. Bernama lengkap Bachtiar Dumais Laksana (23) bersama dua orang rekannya yaitu Adhitya Whisnu Pratama dan Muhammad Iqbal merupakan mahasiswa yang membangun dan merancang Robot Tank tersebut. Rupanya mereka tidak tinggal diam melihat perkembangan teknologi Indonesia yang begitu tertinggal khususnya dalam segi teknologi pertahanan dan keamanan. Oleh karena itu mereka bertiga yang bermaksud ingin memajukan teknologi pertahanan dan keamanan nasional membuat sebuah Robot Mini Tank tanpa awak. Tidak hanya itu, berawal juga dari hobinya tentang dunia kemiliteran dan asal SMK jurusan Elektronika akhirnya mereka mencoba untuk mewujudkan impiannya membuat Robot Tank. Robot Tank tersebut dikendalikan menggunakan remote kontrol sehingga memungkinkan dapat dioperasikan dari kejauhan dalam medan tempur yang sangat berbahaya, untuk desain model Robot Tank buatannya mereka mengambil dari desain model robot yang digunakan militer Jepang. Robot Tank yang diberi nama War-VI itupun berhasil mereka rancang, rakit, dan produksi sendiri oleh ketiga mahasiswa asal ITS tersebut. Produk kendaraan taktis tersebut masih belum diproduksi secara masal dan masih berupa purwarupa.
Demi memperlancar segala aktifitas pembuatan Robot Tank tersebut, mereka pun mendirikan sendiri perusahaan yang diberi nama BDL-Tech. Perlu diketahui juga bahwa Robot Tank buatannya tersebut ternyata sudah dilirik oleh Kodam-kodam VI/Mulawarman di Balikpapan, serta Batalion kawaleri 8 Divisi Infantri 2 Kostrad di Bandung.
"Saya sendiri direkturnya, bertiga, pengerjaan sudah memakan waktu setahun lebih, kira-kira 13 bulan. Lengkap dengan desain, mekanik, rancangan kendali elektronis. Kami memang kebetulan dari awal mau menyusun perusahaan yang bergerak di bidang Hankam dan Pendidikan.". Ucap Bachtiar saat diwawancarai oleh wartawan dari salah satu media internet yaitu merdeka.com pada Senin, 1 Januari 2016. Dalam percakapan selanjutnya dengan wartawan tersebut, Bachtiar melanjutkan penjelasannya mengenai usahanya mencoba untuk membangun idenya tersebut. Dia rela mengunjungi Batalion Kavaleri sampai ke Kodam, dan dari Kodam Mulawarman dan Batalion Kavaleri 8 pun memberikan tanggapan positif atas ide yang disampaikannya tersebut. Sesuai dengan konsep awalnya yang diharapkan Robot Tanknya tersebut dapat berfungsi sebagai Back Up. Pada pengaplikasiannya di lapangan Robot Tank ini diposisikan sebagai Sweeper atau Penyapu, jadi setelah Infantri masuk maka Robot Tank ini akan mem-Back Up.
Awal perancangan idenya membuat Robot Tank tersebut pun tidak langsung mendapatkan bantuan dana dari pihak lain. Semua peralatan dan komponen purwarupanya menggunakan modal pribadinya yang berasal dari orang tua termasuk biaya pendirian CV. Karena faktor dana yang masih menggunakan uang pribadi maka otomatis mereka masih terkendala dalam menggunakan komponen-komponen yang lebih memadai, pasalnya komponen-komponen yang mereka gunakan di Impor dari Negara ina dengan harga belasan juta rupiah dan belum termasuk bea impornya. Namun berkat kegigihannya dalam mewujudkan idenya tersebut kini telah ada beberapa pihak bersedia mensponsori produknya tersebut.
Selain niatannya ingin mengembangkan kemajuan teknologi di Indonesia, ternyata hasil produk Robot Tank itu pun di jadikan bekal untuk menyelesaikan skripsi sebagai syarat kelulusan di bangku perkuliahan. Ibarat pepatah mengatakan "sambil menyelam minum air".
Jika dilihat dari cerita di atas tentunya bisa dijadikan contoh untuk turut membangun bangsa Indonesia ini khususnya dalam bidang teknologi yang sangat tertinggal dengan negara-negara yang lain. Indonesia sendiri dikenal sebagai pengguna perangkat teknologi terbanyak. Sudah saatnya Indonesia membuat sendiri teknologi yang dibutuhkan.
0 komentar:
Post a Comment